Afleveringen
-
EPISODE 17
KELAHIRAN BAG. 2
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 16
KELAHIRAN BAG. 1
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
Zijn er afleveringen die ontbreken?
-
EPISODE 15
NASAB NABI MUHAMMAD BAG. 2
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 14
NASAB NABI MUHAMMAD BAG. 1
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 13
HIJRAH BAG. 3
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 12
HIJRAH BAG. 2
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 11
HIJRAH BAG. 1
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 10
USWATUN HASANAH
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 09 LITERATUR SIROH BAG. 2
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 08
LITERATUR SIROH BAG. 1Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 07
MENGAPA NABI ORANG ARAB ?
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Orang-orang yang mengikut Rasul (yang merupakan) Nabi yang ummi (tidak bisa membaca, menulis, dan menggunakan ilmu hisab) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan hal-hal yang ma’ruf dan melarang mereka dari hal-hal yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) adalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-A’raf: 157)
Source :
https://www.akademisiroh.com/ -
EPISODE 06
10 TAHUN MEMBANGUN SISTEM DI MADINAH
Akademi Siroh : Sepuluh Tahun Membangun Sistem di Madinah (1/2)
Ust. Budi Ashari, Lc
Berbicara tentang perjuangan Rasulullah Salallahu’alaihi Wassalam, sesungguhnya tidak hanya sebatas sebuah semangat, tetapi berbicara juga tentang masalah ilmu. Tentang urutan dan strategi. Semuanya harus dipadukan, karena semangat saja tidak pernah cukup. Manusia tidak bisa membangun peradaban hanya bermodalkan sebuah jargon dan teriakan, tetapi harus dipandu dengan ilmu yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Mari kita gali bagaimana Rasulullah dalam 10 tahun membangun sistem di Madinah.
Seperti yang sudah kita bahas, tentang 13 tahun di kota Mekah, Rasulullah Salallahu’alaihi Wassalam menyiapkan pondasi SDM. Membangun generasi yang akan mengendalikan, yang akan memegang sistem itu. Maka ini pula yang menjadi pelajaran pertama buat kita. Kita akan sangat kecewa ketika kita menemukan seseorang di “tengah jalan”, yang kita tidak pernah kenal siapa dia dengan kualitas dirinya. Tetapi tiba-tiba hanya karena dia mendapatkan simpati (dan suara) besar kemudian dia menjadi pemegang sistem. Kita sering kecewa dengan hal seperti itu. Ternyata di peradaban Islam hal seperti itu tidak dilakukan. Karena semua yang mengendalikan dan memegang sistem adalah mereka yang dulu bersama-sama mengaji. Mereka yang bersama-sama Rasulullah Salallahu’alaihi Wassalam. Mereka kumpul bersama di Kota Madinah, bersama dalam ilmu yang sama, dalam iman yang sama, dalam amal yang sama, semuanya dalam frame amal jama’i yang Islami. Kemudian setelah itu mereka bertebaran di muka bumi menjadi pemimpin yang tetap saling terkait satu sama lainnya setelah dahulu mereka memang dibina Nabi dalam satu kesatuan.
Itu pula yang harus kita lakukan ketika kita sedang membahas peradaban hari ini. Mari kita lihat lebih detail lagi tentang bagaimana Rasulullah Salallahu’alaihi Wassalam sepanjang 10 tahun di kota Madinah. Kalau boleh kita bagi, 10 tahun itu bisa kita bagi menjadi beberapa bagian. Awalnya adalah ketika Nabi mulai membangun, menanam tunas sitem itu. Begitu Nabi Salallahu’alaihi Wassalam memasuki Madinah, kota ini bukanlah suatu negeri yang telah siap sebagai sebuah negara. Madinah negeri yang tidak siap, bahkan terkait urusan kesehatan atau ekonomi. Buktinya Nabi Salallahu’alaihi Wassalam harus mendoakan dahulu Madinah, tentang kesehatan yang bermasalah. Juga tentang perekonomian yang dicarikan solusinya.
https://www.akademisiroh.com/sepuluh-tahun-membangun-sistem-di-madinah-12/
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 05
13 TAHUN PONDASI MAKKAH
Akademi Siroh : Tiga Belas Tahun Pondasi Makkah (1/2)
Adakah pelajaran yang dapat kita ambil dari pembahasan usia Nabi Salallahu’alaihi Wassalam pada usia kenabian? Mari membahas usia karya. Usia tugas. Bila kita melihat di awal tentang angka ini, ternyata Rasulullah disiapkan oleh Allah untuk menjadi seorang calon Rasul selama 40 tahun. Kemudian beliau bertugas selama 23 tahun lamanya. Itu artinya ada pelajaran yang mahal, bahwa ternyata usia persiapan calon Rasul lebih lama daripada masa tugasnya. Maka orang-orang besar atau orang yang ingin menjadi besar berikut keluarganya, harus bersabar di masa persiapan.
Bersabarlah. Lipatgandakanlah kesabaran. Selama apapun persiapan itu, jika disiapkan dengan baik, maka insya Allah kita akan memetik hasilnya di kemudian hari.
Ketika Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam Surat Thoha, “Perintahkan keluargamu untuk sholat dan bersabarlah pada hal itu.” Allah menggunakan huruf “tho” yang tidak lazim pada kata “washbir”. Karena seharusnya dalam bahasa Arab, kata “bersabarlah” cukup dengan kata “washbir” sebagaimana dalam ayat-ayat yang lain. Tetapi di ayat ini Allah menyisipkan huruf “tho”, “wasthobir”. Para ulama bahasa mengatakan bahwa tidaklah ada tambahan sebuah huruf kecuali akan berubah maknanya. Setiap bertambah satu huruf dalam satu kata maka akan bertambah pula maknanya. Maka dari itulah kata “wasthobir” salah satu makna utama yang besar adalah bahwa dia tidak boleh dengan sabar yang biasa, tapi sabar yang berlipatganda.
https://www.akademisiroh.com/tiga-belas-tahun-pondasi-makkah-12/
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 04
40 TAHUN PERSIAPAN MENUJU KEPEMIMPINAN
Malaikat Jibril mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan :
اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي
“Bacalah !”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Saya tidak bisa membaca,” beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,”Lalu Malaikat Jibril merangkulku, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan : “Bacalah!”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Saya tidak bisa membaca,” dia merangkulku untuk kali kedua, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku dan mengatakan,”Bacalah!”
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Saya tidak bisa membaca,” dia merangkulku untuk ketiga kalinya, sampai aku merasa kepayahan, kemudian dia melepasku, dan mengatakan :اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ ﴿١﴾ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ ﴿٢﴾ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ ﴿٣﴾ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ ﴿٤﴾ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ ﴿٥﴾ كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَىٰ
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabb-mu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabb-mulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. [al ‘Alaq/96 : 1-5].
Read more https://almanhaj.or.id/804-diangkatnya-muhammad-menjadi-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 03
DIMENSI DALAM BELAJAR SEJARAH
Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 02
Akademi Siroh : Empat Sebutan Jahiliyah dalam Al-Qur’an
Setiap kita membaca sejarah Rasulullah shallallahu ’alaihi wassallam di dalam buku-buku sejarah, maka akan selalu dimulai dengan pembahasan mengenai keadaan saat Nabi shallallahu ’alaihi wasallam lahir. Keadaan ini kemudian dikenal dengan sebutan jahiliyah. Kata jahiliyah bukanlah kata yang dibuat oleh sejarah, tetapi kata yang langsung dicantumkan di dalam kitab suci Al-Qur’an. Dan kita perlu membahas hal ini karena ada pelajaran mahal di baliknya.
Pelajaran pertama adalah agar kita tahu bahwa sejarah adalah sesuatu yang sunatullah-nya selalu berulang. Maka kemudian, di zaman mana pun yang kosong dari kenabian dan wahyu, zaman itu akan bergerak menuju lembah kejahiliyahan. Seperti di zaman itu, ketika Rasul shallallahu ’alaihi wasallam belum lahir, zaman itu disebut sebagai zaman fatrah minarusul (zaman kekosongan kerasulan). Di zaman itu orang lupa, bahkan tidak tahu lagi ke mana arah kehidupannya. Mereka melakukan apa saja yang mereka kira benar, padahal semakin hari semakin jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka zaman itu adalah zaman yang jauh dari wahyu dan jauh dari Rasul sehingga kita sebut sebagai zaman jahiliyah.
https://www.akademisiroh.com/empat-sebutan-jahiliyah-dalam-al-quran/Source :
https://www.akademisiroh.com/
-
EPISODE 01
Akademi Siroh : Pentingnya Belajar Sejarah (1/2)Belajar tentang sejarah Islam berarti belajar tentang sejarah yang akan menyampaikan pada seluruh manusia tentang bagaimana manusia ini menjadi makhluk yang disebutkan Allah SWT dalam Al-Qur’an, “Dan sungguh kami telah muliakan anak cucu Adam” (QS Al-Isra: 70)
Sekaligus, kita akan mengetahui cara manusia memuliakan manusia yang lain dan menjadi makhluk yang akan memakmurkan bumi Allah, sebagaimana yang diamanahkan kepadanya.
Peradaban Islam inilah peradaban yang penuh dengan keemasan. Peradaban yang sangat panjang, lebih dari seribu tahun, tentu semuanya bermuara dari sejarah manusia terbaik, yaitu Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebelum kita memasuki sejarah Rasululllah shallallahu ‘alaihi wasallam, tentu akan sangat baik ketika kita mencoba untuk memahami, apa pentingnya belajar sejarah? Karena di hari ini, kita hampir-hampir tidak menempatkan sejarah pada bagian yang harus kita pelajari dalam kehidupan kita. Di mata kita, sejarah menjadi sebuah pelajaran yang tidak menyenangkan. Sejarah menjadi pelajaran yang hanya merupakan tumpukan angka-angka dan peristiwa yang membosankan. Dan bahkan yang lebih buruk lagi, kita tidak merasa terlibat di dalam peristiwa sejarah itu. Kita beralasan sejarah itu sudah sekian abad yang lalu, sedangkan kita hidup di zaman yang menurut kita sangat berbeda dan dengan permasalahan berbeda pula.
https://www.akademisiroh.com/pentingnya-belajar-sejarah-1/Source :
https://www.akademisiroh.com/