Afleveringen
-
Awan menceritakan dan sedikit membuka dapur tentang Sun Eater. Juga menjawab pertanyaan saya perihal seberapa terinspirasinya mereka dengan industri K-Pop.
-
Episode ini berisikan percakapan saya dengan Awan tentang vitalnya aspek visual terhadap .Feast sejak era pembentukannya. Awan juga menceritakan pengalaman-pengalaman sulitnya juggling menjadi "anak ahensi" sambil manggung di acara kolektif tengah pekan sebelum .Feast sebesar sekarang.
-
Zijn er afleveringen die ontbreken?
-
Di sesi kali ini Kuya membeberkan betapa berhasilnya menampilkan kru mereka lebih dari sekedar penunjang penampilan live dari The Panturas, juga menceritakan tentang kebingungannya mengelola ekspektasi pendengar fanatiknya.
-
Kuya menceritakan tentang lingkungan komunitas musik kampus FIKOM UNPAD di era keemasannya. Juga membeberkan cerita-cerita awal The Panturas tentang pengalaman manggung di luar kota yang boncos namun berhasil mengubah karir mereka selamanya.
-
Di sesi ini Dika memasang topinya sebagai CEO dari Arena Experience, siap-siap terkejut dengan beberapa informasi yang akan ditumpahkan. Terutama perihal fashion dan looks musisi.
-
Dika menceritakan fakta menarik siapa sumber pertama yang memperkenalkan Poison The Well di Bandung, kiprah awalnya sampai nyemplung di Restrain, nongol tiap minggu di Ziggy Wiggy juga LAGA, dan menjawab pertanyaan kenapa tiba-tiba berhenti main band. Suara Pram, anak pertama saya, muncul berkali-kali. Harap maklum, ditimbrungin.
-
Makin kebelakang percakapan ini makin mengacu ke ketakutan "lah nasib kita (dan band lainnya dengan persona galak) gimana dong ya?" Tapi tenang, dengerin aja. Dinar akan menjabarkan bagaimana kita semua bisa menangani dan beradaptasi menuju tipe "branding" musik yang baru. Baru~~~
-
Dinar menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang pengalaman menjadi band non-hip hop yang signed dengan Grimloc Records, apakah merchandise akan selalu lebih menguntungkan secara moneter melebihi rilisan musik, dan pengaruh G-Dragon terhadap branding musisi.
-
Melanjutkan percakapan momen-momen HEALS signed dengan FFWD Records, bagaimana bisa main di Laneway Festival, dan perspektif Aldi terhadap pentingnya membangun persona sebuah band. Anjiiiiiir.
-
Bikin band, check. Ikut audisi manggung di pensi SMA, check. Bikin demo, check. Rilis single di soundcloud, check. Mulai manggung di seantero Bandung, check. Dilirik dan merilis debut album dibawah naungan FFWD Records, CHECK!, MANGGUNG DI LANEWAY FESTIVAL SINGAPORE, CCCHHHEECKKK!!
Bagi saya HEALS adalah pencilan dari sekumpulan populasi grup musik muda Indonesia. Imbas nya menggaung luas. Beruntungnya saya mengenal Aldi (vokalis, gitaris, songwriter dari HEALS) beberapa tahun sebelum dia memiliki niatan membentuk HEALS dengan teman-teman tongkrongannya; Ramdan, Eja, Pia, dan Reza. Di episode ini saya bercengkrama intens tentang apa yang harus saya lakukan kalau mau bikin band - sambil minta diceritakan sebenarnya apa yang terjadi dibelakang runtutan pencapaian HEALS hingga hari ini.
Selamat mendengarkan.