Afleveringen
-
Kebiasaan dikantor habis kelar bikin apapun di retro-in. Kami berlima run through apa aja yang went well, went wrong, dan what we can improve selama ngerjain Memorandum. Hahahahaha.
-
Zijn er afleveringen die ontbreken?
-
Lagu durasi terpanjang dan kebetulan obrolannya juga paling panjang.
-
Tentang betapa merindingnya control room studio waktu Rara nyanyi di vocal booth.
-
Kalo kata Deva ini lagu horror.
-
Lagu paling jelas mau diapain. Tapi tetep seru pas direkam.
-
Sampai hari ini kami masih suka kebayang betapa hampir banget banget banget-nya lagu ini ngga masuk ke album dan apa jadinya kalau memang begitu. Hahahaha.
-
Terima kasih banyak Ignatius Bintang Rigaskara dan Lafa Pratomo. Love you so much.
-
Yang ini juga hampirrrr banget ngga masuk album ehehehe.
-
Lagu susah. Tapi lagu paling bikin happy untuk dimainin live.
-
Lead gitar yang bunyinya "tong teng teng tong teng teeet" gitu doang ternyata susah direkamnya. Kok bisa ya? Ah iya bener. Si Maul kan emang bego main gitarnya. Tapi emang itu doang alasannya?
-
Lagu "Canggih!" nyimpen beberapa "easter eggs." Coba dengerin deh. Adam aja kaget.
-
Seri Memorandum adalah podcast season khusus yang membahas satu-per-satu lagu dari album debut kami, "Memorandum" yang telah dirilis 11 Maret lalu. Di episode 1 kami membahas lagu "Tarung Bebas". Adam, Ildo, Maul, ditemenin Deva, Ano, dan Dennis menceritakan aneka cerita proses kreatif, inspirasi, serta beragam trivia dari nulis sampai lagu ini dirilis.
-
Di episode ini kami ngobrol panjang sama Pak Ano (panggilan kami kepada Stevano), sound engineer kaliber tinggi generasi baru industri musik indonesia. Mulai dari pengalaman membidani lagu-lagu pop mahal Indonesia, malu buat ngaku sebagai Berklee alumni, dibikin takjub sama Guitar Hero, nontonin Nile Rodgers rekaman di depan mata, dan cerita jujurnya perihal perasaan ngurusin album perdana Perunggu.
-
Dennis Ferdinand adalah prodigy beda level. Mengembara lintas kota selepas SMA demi kecintaannya dengan musik membuat Dennis memiliki akses lingkar pertemanan yang lebih tebal dan luas daripada jidat pikolo. Di usia yang relatif sangat muda, gaya berpikir dan wawasan Dennis kerap bikin kami bengong takjub. Di episode ini Dennis menceritakan perihal pengalaman pertama manggung yang memalukan, berteman dengan band idola, mengoleksi ratusan rilisan musik, meninggalkan band yang dia cintai demi fokus untuk duduk di balik layar produksi, dan perasaannya ngurusin album debut Perunggu sebagai produser, berduet dengan Deva.
-
Menampilkan produser/mandor/Kabag/eselon 1 kami, Giovanni Rahmadeva. Deva nyerocos sambil nginget-nginget apa aja yang udah kejadian dari awal dia berinteraksi sama musik sampai sekarang, dari nontonin band nya Aeng dan Billy jaman SMP, diajak Dega bikin band, sampai ke percakapan malam hari akhir 2019 di KOI Kemang ketika beliau kami pinang sebagai produser.
-
Lanjutan dari episode sebelumnya. Lempar-lemparan ide perihal gimana caranya happy di era kini. Maul masih ngomel-ngomel.
-
Masih ada Iksal nya. Sesi extended. Ngomongin hidup. Maul ngomel-ngomel.
-
Menghadirkan Iksal, manager kami, sebagai bintang tamu. Ildo diingetin mati sama Ben Gibbard. Adam diingetin biar hidup ngga ngoyo sama Monita Tahalea. Maul diingetin cinta sama Conor Oberst. Iksal diingetin akhirat sama Bang Eca.
-
Pertama kali megang alat musik. Pertama kali manggung. Pertama kali rekaman. Pertama kali udahan ben-benan. Pertama kali balik lagi ben-benan.
- Laat meer zien