Afleveringen
-
Namun aku tetap berdoa. Pun sebelum aku mengirim pesan perihal kepergianmu yang selalu tak bisa kau eja karena kepalamu setebal batu sehingga waktu cuma memberiku luka paling runcing.
-
Kita cukup sering merayakan Jakarta dengan air mata; perihal gigih perjuangan, adu cepat naik jabatan, sikut-sikutan… atau lebih sering karena perpisahan.
-
Zijn er afleveringen die ontbreken?
-
Aku sudah sangat jauh melupakan kisah sedih dari sebuah kepergian yang brengsek, yang terkadang bisa sangat membahayakan kesehatan. Itu sudah berlangsung cukup lama, sampai pada hari ini kau memantiknya lagi.
-
Apakah kau tahu kapan kegembiraan bisa meletup di dadaku? Ya, itu adalah saat aku tahu kau berhasil mencapai tujuaanmu setelah melewati semesta yang keras.
-
Gambaran soal kita menjadi tua dan bisa bercengkrama di ruang keluarga, akhirnya dikabulkan Tuhan Yang Maha Esa.
-
Pada akhirnya kita harus meyakini bahwa kedekatan yang instan tak akan melahirkan hubungan yang panjang.
-
Maka begitulah; pada akhirnya aku cuma akan jadi pereda. Jadi penenang atau semacam mahluk tak kasat mata yang sampai lebaran monyet pun, muskil jadi pemenang. Di hatimu, tentu saja.
-
Seringkali, biasanya di jam dua pagi, kamu ingin menyudahi hal-hal yang jadi rutinitasmu.
-
Ini tentang kita; hubungan penuh goncangan gila yang akhirnya, bisa kita maklumi.
-
Entah bagaimana semesta mengaturnya, kau dan aku terikat garis interaksi.
-
Rencana kita itu kadang suka berubah atau dipaksa diubah.
-
Bagi kita Jogja selalu menyimpan kejutan penuh debar. Kita berusaha menebak ending dari setiap pertemuan.
-
Aku merasa… harusnya sejak awal aku sadar posisi dan tidak berharap lebih.
-
Aku tahu ini terdengar klise. Tapi sungguh, aku sedang mendoakanmu dengan serius subuh ini –tentu di saat kebanyakan orang sedang tertidur.
-
Hai Cegil. Ini aku, lelaki yang entah kenapa selalu kau ragukan keseriusannya.
-
Maaf, Tuan. Kau diuji dengan kehadiranku.
-
Kamu yang selalu dipaksa kepala untuk memikirkan banyak hal. Kamu selalu melakukannya karena menurutmu overthinking itu adalah
-
Kamu itu mudah sekali menangis, dan di saat bersamaan kamu lihai menyembunyikannya.
-
Akhirnya wajahmu tak lagi membayang dalam perialananku mengitari Jogja kala malam.
-
Pernahkah kau merenungkan di malam menjelang Senin seperti sekarang, bahwa kau itu rusak. Ada sesuatu dalam dirimu yang membuatmu tak berfungsi dengan baik
- Laat meer zien